Kamis, 27 Januari 2011

Menjadi Pemuda Peka Zaman

setelah kita bedah sedikit tentang isi majalah tarbawi edisi "setengah abad merawat cinta", sekarang coba kita bedah buku tentang "MENJADI PEMUDA PEKA ZAMAN"



Penulis : Dr. Raghib As-Sirjani

...........

Di salah satu fakultas Universitas Kairo, Mesir, saya pernah menyampaikan ceramah pada sebuah seminar yang bertajuk “ Masalah Generasi Muda ”. Sebelum ceramah saya mulai, terlebih dahulu saya ingin menjejaki pendapat para mahasiswa yang hadir berkenaan dengan masalah terbesar yang mereka hadapi. Tujuan saya, agar saya tidak berada di satu lembah sementara mereka berada di lembah yang lain...

Saya meminta kepada setiap mahasiswa untuk menulis masalah yang paling penting yang dihadapinya; yang jika masalah ini diselesaikan, ia akan menjadi orang yang bahagia dan sejahtera. Para mahasiswa yang hadir menyambut penuh antusiasme. Mereka menulis berbagai masalah yang sedang mereka hadapi. Saya pun mulai meraba-raba beberapa masalah serius, yang kemungkinan sedang merundungi para mahasiswa (pemuda) saat ini.

Beberapa masalah yang hampir senada dan mirip, saya klasifikasikan ke dalam beberapa pokok masalah. Namun sungguh mengherankan, hampir seluruh masalah yang dikeluhkan oleh para mahasiswa tersebut, tidak ada dalam daftar masalah yang ingin saya sampaikan dalam seminar itu. Prediksi semula benar adanya, bahwa saya berada di satu lembah yang berbeda dengan mereka.

Saya pun menimbang dan berfikir sejenak : harusnya saya berceramah mengenai masalah yang sedang mereka hadapi atau saya berbicara mengenai masalah yang semestinya – menurut fikiran saya – mereka perlu perhatikan.

Akhirnya, saya pun memulai berceramah dengan memaparkan berbagai masalah hidup yang sedang mereka hadapi. Berikut adalah masalah yang mereka tulis :

# · Takut menganggur setelah tamat kuliah.
# · Ingin segera menikah, sementara waktu ini masih belum mampu sebab persiapan yang tidak mencukupi.
# · Pecampurbauran antara mahasiswa dan mahasiswi serta akibat yang akan timbul ; bangkitnya nafsu syahwat dalam kondisi yang bersinambungan.
# · Tidak “ Ghaddhul bashar” (menundukkan pandangan).
# · Susahnya matapelajaran kuliah dan perasaan bahwa hal itu tidak bermanfaat.
# · Onani (masturbasi).
# · Kemiskinan.
# · Cinta yang timbul dari satu pihak (cinta bertepuk sebelah tangan).
# · Merokok.
# · Ingin membeli handphone

Inilah masalah hidup yang sedang dihadapi para pemuda pada salah satu universiti di Mesir. Tak diragukan lagi, bahwa mereka telah mewakili kehidupan para pemuda di negeri ini (Mesir). Bahkan, ini merupakan potret hidup generasi muda di tengah-tengah masyarakat Islam secara umum. Padahal mereka adalah mahasiswa, orang terpelajar, dan berpendidikan. Bahkan, mereka punya rasa antusiasme untuk menghadiri seminar keislaman. Hanya, seperti inilah potret pemuda terbaik saat ini.

Meskipun demikian, meski mereka adalah potret hidup generasi muda yang dibanggakan, namun masalah hidup yang mereka sebutkan tak seperti yang saya harapkan sebelumnya. Bukan karena ini tak masuk dalam kategori masalah, tetapi kerana semua itu tadi telah menjadi masalah paling serius yang mereka hadapi saat ini. Sementara itu, mereka mengabaikan masalah – yang menurut saya – jauh lebih penting dan mendasar.


Banyak sekali masalah yang telah pupus dari kehidupan generasi muda kita, misalnya :

* · Tidak diterapkan syariat Allah SWT. Dalam kehidupan nyata umat Islam, mereka lebih berpegang teguh kepada aturan dan undang-undang buatan manusia dan berpaling dari ajaran dan tuntunan Kitabullah serta sunnah Rasulullah SAW.
* · Terjajahnya Negara-negara Islam dan penerapan cara kekerasan, penganiayaan, kebengisan, penyiksaan, dan pembunuhan yang paling keji di negara-negara Islam yang terjajah. Contohnya seperti di Palestin, Iraq, Kashmir, Chechnya, dan Afghanistan.
* · Serangan dan hantaman media massa yang sangat keji terhadap Islam. Selain itu, cacian serta makian juga dilakukan secara terang-terangan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, serta para ulama.
* · Hutang yang membelit hampir semua negara Islam. Bahkan hingga pada sebuah asumsi bahwa sangatlah tidak mungkin keluar dari belitan hutang ini.
* · Kerusakan manajemen kerajaan, birokrasi, dan transparansi। Maraknya pencurian, kes sogok (suap), penipuan, dan pemalsuan yang semuanya telah memposisikan dunia Islam dalam kategori negara-negara terkebelakang dibandingkan negara-negara maju (barat) di muka bumi ।Hanya satu negara saja yang mencapai nilai lebih dari angka 5 dalam masalah etika, norma (manajemen) pemerintahan, dan transparansinya. Negara tersebut adalah Malaysia yang memperoleh nilai 5.3. Sementara Tunisia hanya mampu meraih angka 5. Sedangkan negara-negara Islam lainnya, terpuruk di bawah angka 5 dalam masalah etika, norma, serta amanah. Padahal Israel saja meraih angka 6.8 dalam masalah etika, norma, transparansi dan kejujuran.
* · Keterbelakangan ilmu (pendidikan)। Alokasi biaya yang sedikit di bidang teknik, pembangunan, dan pengembangan ilmu. Negara Arab yang paling besar mengalokasikan dana untuk kemajuan pendidikan, tak lebih dari 0.6 % dari belanjawan negaranya. Sementara itu, Israel menyalurkan 2.4 % dari belanjawan negaranya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pendidikan.
* · Tidak sampainya ajaran Islam yang agung kepada daerah-daerah yang jauh, di samping banyaknya umat manusia yang sama sekali belum pernah mendengarkan hakikat ajaran Islam yang mulia.

Dari sini boleh kita simpulkan, potret generasi muda kita ini mencerminkan dan menjelaskan hal yang sangat mengkhawatirkan, yakni hilangnya komitmen sebagai seorang muslim dalam diri generasi muda kita. Komitmen mereka hanya sebatas kepentingan pribadi.

...........

Lebih kurang itu cuplikan dari bukunya. kelanjutannya nanti coba kita rangkum di bab berikutnya...

SO.....jangan lupa berkunjung2 lagi...sapa tau dah ada updatetannya... :D

Selasa, 25 Januari 2011

DANBO

Terinspirasi sama salah satu blog teman tentang “DANBO” jadi penasaran….DANBO ? apaan tuh DANBO ? makanan apalagi tuh.. !! ups ternyata bukan makanan, ternyata BONEKA. Walaupun hanya terbuat dari kardus tapi gayanya penuh dengan ekspresi. Referensi (http://neng-anty.blogspot.com/) mahal juga harganya lebih kurang Rp 600.000 bisa beli cendol berapa itu ya… ukuran boneka danbo ini ada yang 7 cm dan 13 cm :D ya sudah berhubung mahal gimana kalo kita buat dari KARDUS MIE aja….(ckckckckckck). …biar agak murah sikit. (tapi kena air hujan langsung lemah lunglay nanti). hehehe..

Pada persendian tangan DANBO menggunakan “Revolver Technology” karena pada seri ini menggunakan 'Revolver Joint' untuk sistem persendian pada tiap action fugure-nya. Penggunaan 'revolver joint' dapat memberikan kestabilan dan dimensi gerakan yang lebih luas, sehingga sangat memungkinkan action figure tersebut berpose secara dinamis dan bervariasi. Seri Revoltech pertama kali dirilis oleh Kaiyodo pada bulan Mei 2006, dan berlanjut mengeluarkan dua buah action figure seri Revoltech baru pada tiap bulannya. Untuk Danbo, Kaiyodo mengeluarkan tiga jenis, yaitu 2nd Generation Edition bernama Danboard (Miura Hayasaka in cardboard box suit) di tahun 2007, Limited Edition bernama Danboard with Amazon logo di tahun 2007 dan Danboard with 7-11 logo di tahun 2008.

EPILOG :

DANBO belajar dulu ya….hmmm gambar apa itu ya… (ups gambar diri sendiri rupanya.…) :) :)



Selesai belajar waktunya makan….Ups ini sapa ya yang ngerokok 1 asbak gini…ugghhh….kan bau…..(“ayo DANBO makan dulu”. mama.red)






Habis makan, DANBO mau main…. Eeeiiiitt sebelum main mandi dulu….



Waduh sandal DANBO besar amat ya…..gak usah pake sandal aja deh….



“mau nembus benteng nih…manjat agghhhh…”



Wah..subhanallah...di balik tembok indah banget pemandangannya…..



Eh ada bunga…petik dulu ahhh..



Nih bunganya buat kamu….Mau gak….? “gak mau…?” ya sudah gapapa..mungkin bunganya kegedean ya sama kamu…..(huffhh)



Hmmm…gimana kalo bunganya buat kamu aja….bunganya wangi Loh…wangi sabun…...



SARANGEYO…. :) :)



===================================================

Minggu, 23 Januari 2011

Family Gathering

Nah…ini dia yang di tunggu-tunggu…  Jalan-jalan ke puncak…..kalau sebelum nikah jalannya bareng temen2 kampus. Kalau sekarang agak sikit beda….krn dah punya bodyguard (hehehe….) sapa tau dari blog ini, bisa jadi referensi temen2 yg mau ke puncak. Alhamdulillah, rihlah kali ini dalam rangka Family Gathering MP Support part LG ke puncak dan taman wisata matahari (2 hari semalam) Assiiiiik…..BERANGKAT….. !!!!!



Waktunya berkemas2 dulu, barang2 apa aja yg mau di bawa….jam 6 pagi berangkat ke LG pake jemputan….sambil nunggu yang lain kumpul….mendingan kita sarapan dulu di kantin LG….gak terasa lama-lama makin banyak yg udah pada datang dengan istri dan anak2nya..dan bawaan yang super ribeddd (mulai dari maenan anak, baju2 anak, dll)…kayanya dah waktunya berangkat…jangan lupa berdo’a dulu ya…… Alhamdulillah ternyata dapat snack juga….(roti dengan gambar muka2 kucing…lucu).



Tujuan pertama kita adalah ke taman wisata matahari (TWM)….wah kaya gimana ya dalamnya….??? Oke langsung aja kita masuk….



Pertama kali masuk TWM kita dah dengar suara air yg deras dari tempat finish arung jeram, di tambah sama pohon-pohon hijau disusun rapih yg semakin nambah kesegeran…..(“...seger…. “)



Sesampenya di sebuah jembatan….dari jembatan itu kita bisa liat lebih jelas panjang air arung jeram, sekalian kita foto2 dulu ya….. :D lanjut jalan lagi….!!! Makan siang sudah menanti.. (hihihi)





Di pertengahan jalan menuju ke tempat makan siang, kita bisa nemuin di pinggir jalan banyak yang jual bunga2 dari kayu ….kreatif, warna warni, dari yang besar-kecil. Harganya juga variatif dari 20.000 sampai lebih.



Ada juga jembatan-jembatan yg terbuat dari kayu….kaya jembatan “suku badui dalam “gitu…   dan sepanjang tepi jalan ada saung-saung buat kita istirahat…



Alhamdulillah sampe juga….sambil nunggu para Bapak2 ambil makanan, kita bisa liat harga2 di kantin TWM ini…ternyata harganya gak gitu mahal…pilihannya juga banyak….dari makanan berat (nasi), es krim, jus, bakso…susunan meja2nya juga rapih, bersih pula…ups kayanya makanannya dah dateng nih…”waktunya makaaaaann……Mogo haseyo……(selamat makan)” :D :D



Selesai makan kita berangkat liat jenis maenan air….ada sampan2an, bebek2an, boot, bola air, ada out bondnya juga….kita coba naik bebek2an aja deh….tiketnya murah Rp 2000-5000 .



Ada juga mobil yg siap ngantar kita keliling2 TWM, model mobilnya lucu2….nih dia :



Hari udah semakin sore, waktunya kita semua menuju ke Villa....



sesampainya di villa langsung ada games buat bapak2..(ambil kunci kamar yang udah di ceburin ke kolam renang), klo gada kuncinya ya sudah kita gak bisa masuk kamar…(huuuuhh….ada2 aja nih panitianya). Klo gitu mari menuju ke kolam renang….





ngambil kunci kamarnya dulu ya dalam air… (hihhihii)



Alhamdulillah akhirnya dapat kunci juga….di kamar B101 lantai 2…..langsung menuju ke kamar yang paling ujuuunggg…..



Nah…..udah sampe di kamar…silahkan masuk….siap-siap shalat ashar dulu ya…







Seleai shalat, yuk kita liat pemandangan di pintu belakang kamar..subhanallah sejuk, nyaman, keliatan ada gunungnya lagi..



Waktunya makan …. menunya rame eeeuyyy… :D :D alhamdulillah….nyummmyyy



Jalan menuju kebun teh….



Huuffh….Sampai juga di kebun teh….mataharinya silau…..






Masuk ke games Ibu2, anak2, dan Bapak2……tapi karena an belum ibu2…jadi bagian yg ngerekam aja deh (hehehhe)…eehh…tapi semua dapat hadiah ternyata….yg gak ikut juga…jadi enak :D :D



Saatnya pembagian hadiah….. :)



Alhamdulillah selesai juga perjalanan kita kali ini…..masih di beri nikmat menyaksikan keindahan ciptaan luar biasa, dari panca indera yg luar biasa juga dari Allah….Terima kasih ya Allah atas indahnya hidup

Thanks to Allah, suami, n’ LG……

Kamis, 13 Januari 2011

Setengah abad merawat cinta-keluarga DARBAN

“Alangkah sangat baiknya dan sangat sempurna amal kita apabila kita mempunyai daftar nama anak-anak yatim dan ibu jandanya di kampung kita masing-masing.

Anak-anak yatim dan ibunya tersebut kan kita jadikan ladang tempat kita bertanam amal.

Insya Allah, Allah menyaksikan keperdulian kita kepada anak yatim ini.

Insya Allah, Allah sangat ridha dengan amal usaha kita ini.

Bukankah ridha Allah yang selama ini kita cari, dan pahalanya yang senantiasa kita nanti-nanti ?”




Demikian ajakan Darban Aminah kepada siapapun termasuk anda untuk memberikan sebagian rizki kita kepada anak yatim ibu2 jandanya.
Tidak salah jika usaha menyantuni kaum dhuafa ini adalah proyek syurga yang mereka yakin kelak akan memetiknya pada hari akhir nanti.berbagai kemudahan pun telah mereka rasakan, hingga tak putus-putusnya mereka bersyukur kepada Allah. Selain anak-anak kandungnya darban dan Aminah merasa bahwa anak2 yatim atau piatu yang mereka didik dan biayai telah memberikan kekuatan moral yang luar biasa bagi keberlangsungan hidup mereka.

Hingga saat ini, jumlah kaum dhuafa yang menjadi tanggungan darban dan aminah berjumlah 114 anak yatim/piatu, 65 orang lanjut usia dan 61 wali anak warga santunan, jumlah yang terus meningkat dari catatan tarbawi di tahun 2006 lalu, yang berjumlah 20 anak yatim/piatu, 51 keluarga tidak mampu.

==============================================

Pesan darban dan aminah untuk para keluarga muda

58 tahun adalah waktu yang tidak singkat. Dari detik ke detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun berganti, darban dan aminah telah mengurai kehidupan yang manis dan pahit telah mereka lalui bersama, karena itu sungguh layak bila mereka memberikan nasehat sederhana kepada para keluarga muda yang baru mengarungi samudera kehidupan di atas bahtera yang masih baru.

Aminah lebih dahulu mengatakan bahwa kedudukan suami dan istri adalah sama, karena itu seharusnya mereka saling menghormati, saling mendukung, atau saling berkorban untuk mempertahankan ikatan cinta di antara mereka. “Jangan sampai salah satunya menyepelekan atau meremehkan orang lain” kata aminah.



Selain itu ia berpesan “Jangan pernah melupakan para dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim. Boleh pikiran melambung tinggi namun ingat penderitaan kaum yang di bawah, sebab kunci rahmat Allah ada di tangan mereka”. Pesan itu sangat kuat relevansinya situasi saat ini, karena tuntutan materi yg besar, berdampak pada orientasi kebanyakan keluarga yang individualistic, tidak perduli dengan situasi masyarakat di sekitarnya. Jika semangat untuk peduli terhadap fakir miskin tumbuh dengan baik, boleh jadi banyak kejadian seperti gizi buruk yang berujung kematian pada bayi atau keluarga yang bunuh diri karena himpitan ekonomi tidak akan pernah terjadi.

Dan tampaknya nasehat darban tepat untuk dijadikan penutup uraian perjalanan setengah abad mereka dalam merawat cinta. Darban mengatakan “perkembangan zaman bisa membuat banyak pihak menjadi korba. Maka yang dipentingkan adalah aqidah. Sekarang ini suliat jika hanya mengandalkan pada aspek ekonomi, status dan sebagainya. Semangat menuntut ilmu agama harus selalu di giatkan. Selain itu kemudahan dalam mengatasi peristiwa2 besar yang terjadi dikeluarga adalah cermin satunya visi antara suami dengan istrinya. Jika itu ada maka semua masalah menjadi tidak ada artinya.”

Minggu, 09 Januari 2011

Setengah abad merawat cinta-BISMAR SIREGAR




Amang......
My Husband
You are my forever love



Kalimat-kalimat yg merupakan gubahan Yunainen F Dmanik di Seoul, 15 September 2002 itu, bukan sekedar goresan pena biasa. Inang, sebutan untuk yunainen, bukan basa basi menyebut amang, sebutan untuk suaminya, bismar siregar, sebagai orang yg selalu dicintainya. Bismar memang pria yang terkenal setia dengan istri dan keluarganya. Tahun 2007 lalu, keduanya telah melalui 50 tahun usia pernikahan mereka.

Pagar pintu rumah mantan hakim agung itu dibiarkan terbuka, tidak seperti rumah-rumah lain di sekitarnya. ‘Saya percaya pada perlindungan Allah” Ujar bismar.

Penampilannya pagi sangat santai, gaya bicaranya penuh sastra yg menggugah. Lebih dari 1 jam bismar berbicara panjang ttg perjalanan pernikahannya dengan perempuan yg di kenalnya saat yunainen masih menjadi siswi Sekolah Guru Kepandaian Putri. Banyak hikmah dan pelajaran yang sekaligus menjadi rahasia keduanya merawat cinta selama lebih dari separuh abad.

Sama-sama memiliki asal daerah sumatera utara. Namun keduanya ternyata memiliki karakter yang nyaris bertolak belakang. Bismar cenderung pendiam dan introvert, yunainen kebalikannya. “kalau ada kesempatan dia ketawa, kalau saya tidak” ujarnya sambil sedikit tertawa. Ia mengingat sekali perkataan KH EZ Muttaqin saat menyampaikan nasihat pernikahan “Pernikahan ini aneh. Sebelum menikah, cantik. Tidak ada cacatnya. Karena semua ingin menampilkan yang terbaik. Tidak ada duitpun bisa pinjam dulu untuk bisa menampilkan yang terbaik. Tapi begitu menikah, sudah keliatan aslinya, wajahnya yang dahulu bersolek, sekarang sudah biasa”. Menurut bismar, dalam kondisi seperti itu sering muncul pertanyaan, “inikah istriku?” dan jika bisikkan seperti itu di tanggapi maka, setanpun masuk”

Untuk mengatasi bisikan yang bisa menyesatkan itu, bismar berusaha mencari Titik temu dari perbedaan yang ada antara dirinya dan istrinya. Rasulullah saw yang menegaskan bahwa perbedaan itu adalah rahmat atau kasih sayang. “Tidak akan kami jadikan perbedaan itu sebagai alasan untuk tidak berkompromi. Kalau kalian berbeda, tapi carilah Titik persamaanya. Jangan ikuti Titik perbedaan. Karena sekali ikut perbedaan setan masuk, setan masuk, setan masuk” ujar bismar.

Kini, bismar dan yunainen telah dikaruaniai 7 orang putera dan 14 orang cucu.nasihatnya dalam Pembina rumah tangga adalah sikap ADIL. Itulah jawaban bismar saat di Tanya bagaimana caranya membina rumah tangga hingga melewati 50 tahun.

Ia mengatakan “Binalah dirimu dahulu, karena islam mengajarkan jangan bina orang lain sepanjang engkau belum mampu membina dirimu” (surat an nisa:35) yakni tegakkan islam lebih dahulu dalam dirimu, baru ia akan tegak di keluargamu dan negaramu.

Ia melewati masa indah sebagaimana calon pengantin, dimana mengganggap pasangan adalah sosok yang paling dalam segala hal. Tapi barulah setelah menikah dirasakan perbedaanya. “dulu kita tidak pernah merasa kekurangan uang, mau apa saja boleh demi cinta kita. Tapi setelah menikah terbayang gaji terbatas dan semua terbatas. Maukah istri memahami kemampuan suami yg terbatas ?? “kondisi seperti ini, adalah kondisi yg rentan bagi suami istri. Hingga berakibat statemen cerai, “jadi bagaimana? Carilah yang seiman. Itu ada di dalam hadits rasulullah saw, yang artinya boleh kau cari istri yang cantik, boleh kau cari istri yang kaya, boleh kau cari istri yang bangsawan, tapi ketiga hal itu tidak merupakan jaminan kau akan dapat memiliki kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah” ujarnya dengan logat sumatera yang masih cukup kental.

Ketika istrinya hamil ketika itulah bismar lebih berusaha memahami istrinya. Jika istri marah, dia berusaha tidak marah. “saya terimalah dia seperti dirinya”, bismar seraya mengutip kisah dalam hadits rasulullah saw ketika seseorang badui datang kepadanya, dia mengatakan “engkau mengatakan keadilan, dimana keadilan ?”umar ra yang mendengar itu tersinggung. Tapi bagaimanapun, “si badui itu ya orang badui, bukan orang quraisy. Kalau ia mengatakan sesuatu itu apa adanya. Itu karena pendidikannya rendah. Dari situ bisa kita angkat bahwa kebebasan orang untuk berbicara di lindungi dalam islam. Maka, umar tidak jadi marah. Rasulullah saw menjawab “engkau tadi bertanya ttg keadilan.” Diambilnya tanah kemudian diletakkan di dada orang itu sambil rasul mengatakan “disinilah letak keadilan itu”,

“terimalah si badui seperti si badui”
“terimalah si bismar seperti si bismar”

“kalau selama enam bulan itu cinta lahiriyah, tapi lama-lama bukan itu yang menentukan, tetapi cinta bathiniyah. Saling merindukan “saat benih saling merindukan itu semakin tumbuh subur di antara mereka, maka bismar tidak lagi nyaman berada jauh dari istrinya dalam waktu yang lama. Ia tidak nyaman pergi bila sang istri tidak mendampinginya. Bahkan saat bismar studi ke amerika dia tidak mau tinggal lama-lama di amerika dan saya langsung pulang ke Indonesia

“untuk apa saya tinggal lama dan senang-senang di amerika, tapi istri saya dalam keadaan yang berbeda ?”

“bodoh amat pak bismar, di sini kan ada kuda bule”. Tapi bismar mengaku tidak mendebat orang yang mengatakan hal itu. Ia hanya mengatakan, bahwa istri saya tidak tahu, tapi tuhan selalu mengawasi saya, bisakah saya setia pada istri saya?” bismar ingat dirinya mengeluarkan statement :

“dalam mencari dan memilih pemimpin, carilah mereka yang setia dalam kehidupan rumah tangganya”

Kalau tidak setia, jangan,jangan, jangan. Apalah artinya kalau rumah tangga sudah dikhianati, bagaimana dengan institusi lain yang lebih besar ?”



Bismar mengaku tidak pernah perang mulut dengan istrinya “karena saya tahu, sekali bertengkar setan akan masuk. Dan biasanya kalau orang bertengkar itu sulit berhentinya. Saling menyakiti, tanganpun ikut, marah ttp ada. Jangan sampai keluar, jangan sampai keluar. Dan ini yang juga selalu dikeluhkan istri saya. Ia mengatakan “saya sudah begitu, sudah begini tapi kenapa kamu diam aja “ saya jawab “kalau nanti saya berteriak, ributlah kita. Karena dia menunggu sebetulnya bagaimana saya marah. Tapi tidak berhasil. Kalau saya “Tampar” istri saya itu hanyalah “tamparan” kasih sayang sambil mengucapkan “cantik sekali kau istriku” dan bismar sudah memahami bahwa istrinya tidak akan mau membalas “ganteng sekali kau suamiku….”. menurut bismar, istrinya bukan type seperti dia. Menurutnya Pria itu sangat terpuji bukan karena dipuji tapi kalau dia bisa memuji istrinya. Sangat terpuji.

Bismar berkisah, tidak sedikit yang di sodorkan kepada dirinya melalui wanita cantik. Misalnya wanita yang cantik yang mengajak untuk makan siang di hotel ini dan itu. “Pak bismar mari makan siang di hotel ini. Itu saya alami di kantor” saya hanya mengatakan “Ajakan anda sangat membahagiakan saya tapi tahukah anda masakan istri saya lebih nikmat dari masakan di hotel manapun. Lebih nikmat”. “Saya orang kampung,karena itu selera saya masakan kampung. Sayur bening dan sambal itu sudah cukup kalau goreng ayam saya hanya ambil sedikit-sedikit krn waktu kecil ayam itu makanan yang sangat LUX. Jadi cara makannya harus di cubit-cubit sedikit-sedikit.” Cerita bismar

Dalam bersikap terhadap orang tuanya,bismar mempunyai prinsip yang penting di dengar oleh kita semua “ Jangan berhitung dengan orangtua. Kalau engkau berhitung dengan orangtua, maka Allahpun berhitung dengan rizki kita”

Suatu saat di tahun 76, ada orang yang meminjam uang 13 juta tapi kemudian meninggal dunia. Saya katakan pada istri, hutang saya yang 13 juta itu sudah saya hapuskan. Meskipun yang meninggal adalah Syuhada maka jasadnya masih terhambat dari syurga. Apa saya tidak mau membebaskan orang untuk ke syurga ? ketika istri saya mengatakan, coba kalau begini, begini dan begini. Saya katakan, boleh engkau mengatakan itu wahai istriku, tapi tahukah engkau sikap saya. Bila saya sudah naik di atas Mercedes mata saya ke atas , dan ke bawah. Biarkan kita ttp merasakan masyarakat yang ada di bawah.

Akhirnya, kita semua yang patut menggarisbawahi pesan-pesan yang keluar dari kehidupan bismar dan istri hingga melebihi 50 tahun. Ketegasan bismar, tidak menghalanginya untuk bersikap penuh perhitungan, lemah lembut dan mampu menahan gejolak yang biasanya muncul dalam sebuah rumah tangga. Dari sana, maka muncullah kecintaan, kecintaan, kecintaan. Seperti ungkapan bismar kepada istrinya di saat memperingati 50 tahun usia pernikahan mereka :

“Istriku, cinta kita telah berbuah menjadi kasih sayang. Bila kulihat keriput di wajahmu, dan putih uban di kepalamu, maka itu adalah karunia dan rahmat bagiku….”

Kamis, 06 Januari 2011

Setengah Abad Merawat Cinta

Di tengah kabar beberapa perceraian kalangan masyarakat sampai perceraian dikalangan yang dikenal public, jadi teringat sama satu majalah yang di rak buku. Majalah ini terbitan tahun 2008. Walaupun udah terbitan lama tapi masih cukup bagus bentuknya, tidak terlalu usang dan jelas untuk di baca.. . Walaupun ada lem yang udah mulai kurang rekat tapi majalah ini bisa jadi inspirasi untuk yang belum walimah (semakin siap mengarungi bahtera rumah tangga), ataupun yang sudah walimah agar tetap tegar mengarungi kehidupan bersama pasangan.

Ya, Majalah Tarbawi edisi khusus ini terdiri dari 112 halaman dengan tampilan sedikit beda dari tarbawi biasanya. “Setengah abad merawat cinta” menceritakan kisah tentang beberapa pasangan suami istri dalam mendayuh biduk rumah tangganya rentan waktu 50 tahun lebih pernikahan mereka. Semoga tetap berhimpun dalam kebaikan begitupun dengan kami yang baru memasukin usia pernikahan. Amiin…



Walaupun pengerjaan majalah tarbawi edisi ini sangat mepet kurang dari sepekan (redaksi.red), tapi isi nya sangat menarik. “Rugi kalau ga baca…!!! Hehehehe….” di blog ini kita coba mengutip beberapa kisah dari pasangan suami istri yang tulus memberi…





Ada kisah unik dari keluarga HM. Darban dan istrinya, salah satu keberkahan dari keluarganya dengan konsisten memberi makan kepada anak-anak yatim dan janda2 “Tantangan-tantangan perjuangan itu semakin mempererat hubungan kami” (usia pernikahan : 58 tahun)





Lain dengan kisah mantan hakim agung yang tegas namun romantis, Bismar siregar. “Dalam mencari pemimpin, carilah mereka yang setia dalam kehidupan rumah tangganya” (usia pernikahan : 50 tahun)





Profesor Satcipto Rahardjo “di balik keberhasilan laki-laki, ada seorang perempuan di belakangnya” (usia pernikahan : 52 tahun)



Itu sekilas tentang sekelumit kisah orang yang sukses merawat cinta, tapi masih ada pelajaran yg bisa kita petik dari kisah-kisah mereka….mau tau selanjutnya…???

Jadwal Rutin Kajian Ust. Amir Faishol Fath

Assalamu'alaikum

Teman-teman berikut jadwal rutinan kajian beberapa ust. di mesjid diskum.
untuk alamat ada di paling bawah brosur (klik gambar)




Melelahkan diri dengan aktivitas surgawi

“ Lakukan segala apa yang mampu kalian amalkan. Sesungguhnya Allah tidak jemu sampai kalian sendiri merasa jemu.” ( HR Al Bukhari )

Ada banyak hal yang belum kita tahu. Ada banyak keterampilan yang kita belum bisa. Ada banyak wawasan yang terlewatkan. Ada ribuan buku yang terbit tiap hari. Ada milyaran manusia yang belum kita kenal. Ada jutaan tempat yang belum kita kunjungi. Ada banyak kata yang belum sempat terucap dan tersampaikan. Ada banyak buah pikiran yang belum tersalurkan. Ada banyak ide dan rancangan karya yang belum kita wujudkan. Demi Allah, ada banyak ilmu yang belum kita amalkan......

Padahal Allah telah menyediakan tempat belajar. Ada banyak masjid tanpa jama’ah dan pemakmur. Ada banyak TPA kekurangan pembina. Ada banyak acara da’wah kurang lancar sebab kurang personel memadai. Ada pengelolaan baksos yang belum profesional. LDK, DKM, Rohis masih pontang panting dan compang camping kalau mengadakan acara. Ada banyak remaja masjid yang justru menggunakan kegiatan untuk pacaran, wuih. Itu yang dekat dan kecil, ada yang dekat tapi besar. Misalnya, ada jutaan muslimin miskin adalah tetangga kita. Ratusan ribu anak jalanan lalu lalang didepan rumah. Jutaan ummat terancam kristenisasi dan pemurtadan.

Yang jauh dimata tapi harusnya dekat dihati? Jutaan pengungsi palestina meregang nyawa. Anak-anak kecil dengan ketapel menghadang tank dan Buldozer Israel. Orang-orang tak berdosa korban senjata biologis, roket-roket penghancur, mortir dan bom karpet Amerika. Muslimah di teror, ditarik jilbabnya dan diperkosa...Astaghfirullah. Demi Allah, ada banyak hal yang akan ditanyakan-Nya kepada kita, soal ukhuwah, cinta dan kepedulian.....

Saya kan juga masih bodoh soal agama, belum layak ambil bagian dalam da’wah. Sepantasnya saya di da’wahi dulu sampai benar-benar bisa. Baru memang kalau nanti saya bisa ceramah, ajak deh saya berda’wah.

Ketahuilah, kalau da’wah hanya ceramah, maka dunia hanya perlu lidah, tak perlu anggota badan yang lain !!!

Pun anda seorang yang hanya bisa mengebut, tak ada keterampilan lainnya, betapa berharganya anda sebagai penjemput ustadz pengisi kajian yang rumahnya nun jauh disana. Pun saat anda seorang yang agak pelit soal uang, ada jabatan bendahara Rohis menanti. Pun ketika anda hanya seorang yang suka jajan, andalah referensi sie konsumsi untuk mencari konsumsi terlezat dan termurah. Pun ketika anda seorang yang suka bertualang, anda tetap referensi dan surveyor tangguh bagi team outbond islami. Pun ketika anda hanya kenal para sopir, bukankah kita perlu sie transportasi ? pun kalau anda bercita-cita menjadi pebisnis sukses, mengapa tak sejak sekarang belajar dalam sie dana usaha ? kalau anda ingin jadi aktivis LSM Muslim, kok tidak sejak sekarang mencoba mengumpulkan dan mengelola infaq untuk pengungsi ambon, poso, korban perang di Afghan, ‘Iraq dan Palestina? Begitu banyak yang bisa dilakukan dalam da’wah ini......

“ Hai orang-orang yang berkemul selimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Rabb-Mu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah! Dan perbuatan dosa tinggalkanlah! Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah ) Rabb-Mu, Bersabarlah! ( Al Mudatsir 1-7 )

Kerjakan semuanya yang kau bisa sampai batas kelelahan menghampiri. Malam ini, saat kau rasakan pegal dipunggung, ngilu di kaki, dan nyeri di sendi, berbaringlah bertafakur ditempat tidur. Bermuhasabahlah sambil merilekskan tubuhmu. Rasakan kenyamanan istirahat yang sangat. Semoga segala kelelahanmu, berhadiah pijatan lembut bidadari.....
==================================================

oke di tunggu kedatangannya di kajian rutin.......

Selasa, 04 Januari 2011

Antara Bukit Uhud dan Bukit Jalil



Bismillaahirrohmaanirrohiim.
Bukit Uhud menjadi saksi, tentang sifat manusia yang melalaikan amanah, sulitnya menjaga keistiqamahan terkalahkan oleh sifat serakah hawa nafsu syaitan yang menggoda dalam jiwa manusia. Sedikit lengah akan menjadi celah masuknya ruh – ruh kesesatan yang menusuk dan bersemayam di hati (Al-Biruni98, ref.). Kemenangan yang di depan mata berubah menjadi malapetaka yang menyayat jiwa.

Bukit Uhud


Hari-hari sebelumnya kita menyaksikan, keserakahan meng”klaim” kesuksesan sesaat timnas kita. Tak kurang dari tukang becak hingga sang Nahkoda negeri membusungkan dadanya tinggi-tinggi. Begitu jumawanya para tokoh kita menunjukkan “andil-andil” semunya. Akan tetapi mentalitas pemenang kita diuji malam ini. Bahwa menang tidaklah sekadar kemenangan materi, ia perlu kemenangan jiwa.

Betapa saat itu pula, ketika Rasulullah diisukan wafat oleh pasukan di peperangan, barisan muslimin menjadi kocar kacir tak beraturan. Hanya sahabat teruji saja yang terus tenang dan melindungi Rasulullah, menahan bertubi-tubi serangan panah, pedang bahkan tombak. Ada bahkan yang terluka hingga 70 puluh titik di sekujur tubuhnya, demi Rasulullah saw.

Mungkin begitu pula jadinya setelah kekalahan timnas kita malam ini di Stadion Bukit Jalil, banyak orang yang lari bersembunyi dari dukungan. Mentalitas pendukung pun teruji dan tersaring. Itu sudah terlihat ketika pertandingan belum habis saja, beberapa penonton sudah meninggalkan tribun stadion. Banyak pendukung “si ganteng” yang kemudian tak lagi berteriak histeris. Tidak lagi ada pejabat yang berkomentar membanggakan andil kesalahannya. Tidak, sekali-kali tidak. Apakah kemudian sang jumawa itu mau bertanggung jawab atau mengundurkan diri? Kita tunggu.

Warna sejarah yang cukup kelam itu tidak lantas menghantamkan celaan pada veteran perang Uhud. Pihak sahabat yang tadinya “kalah” pendapat dalam musyawarah penentuan perang tetap tawadhu menyadari bahwa kekalahan tersebut adalah buah kehendak Allah ta’ala dan hasil kerja berjamaah. Mereka semua lantas hanya menjadi saksi utuh sejarah, menjadi pelajaran hikmah sepanjang masa bagi manusia setelahnya. Bahkan Allah swt pun menghibur mereka, diabadikan dalam kitab yang paling mulia, al-Qur’an :

“Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pula (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zhalim.”(Qs Ali Imran: 139-140).

Satu hal penting, penonton itu bukan pemain dan pemain bukan pula penonton apalagi sekadar komentator belaka. Pemain yang menentukan feedbacknya, ia sendiri yang menjadi dirijen perjuangan. Ketika sorak sorai berubah seketika menjadi cemooh, hujatan, makian bahkan terkadang intimidasi, yang diperlukan adalah turn-over mentalitas. Momentum kekalahan ini yang harus digapai menjadi ketegaran. Agar kekalahan ini justru menjadi cambuk, memisahkan antara pendukung musiman dengan pendukung sejati, memisahkan antara “si famous” an sich dengan si “marvelous”. Mana si pendompleng dan mana si penumpang sungguhan.

Bukit Jalil

Rasulullah saw seketika sekembalinya di Madinah dari Bukit Uhud, langsung menyuruh sahabat untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi pasukan, sariyah, mengejar pasukan Quraisy yang hendak kembali ke Makkah. Ketahuan pula pada akhirnya tabir persekongkolan kaum munafiqin dan Yahudi Madinah. Mereka bagai musang berbulu ayam. Maka Rasulullah saw memerangi dan mengusir mereka semuanya. Semua untuk mengembalikan mentalitas berjihad kaum muslimin ketika itu. Rasulullah saw tahu celah mentalitas itu.

Maka tidak ada waktu bagi kita hanya untuk mencemooh, hanya menyalahkan, apalagi mundur ke belakang. Mudah-mudahan pendukung yang telah rela berhari-hari menunggu mabit di stadion hanya untuk mencari selembar tiket “si rakus” itu, tetap bertahan meneruskan perjuangannya. Tidak ada kata menyerah kalah sebelum lari, lompatan, sundulan dan peluh itu sekadar rekaman video sejarah yang diputar laris di pemberitaan.

Mungkin terlalu berlebihan bagi sebagian orang, bahwa tulisan ini mencoba mengkaitkan dua “bukit” tersebut, tapi saya yakin sejarah dapat berulang dalam bentuk dan waktu yang lain. Hari esok adalah milik para pemenang!

SALAM SATU JIWA! ALLAHU AKBAR!

- dakwatuna.com –

======================================================

Memang kalau kita dengar lirik punya band netral soundtrack timnas pun agak mengerikan, mungkin lebih kurang seperti ini liriknya :

Garuda di Dadaku
Garuda Kebanggaanku
Ku yakin, hari ini PASTI menang...


knp mengerikan ? ada kata PASTI di lirik itu, dan bukan cuman dari lirik itu aja, beberapa komentar2 dari masyarakat dan petinggi2 di negara ini pun ada yang meMASTIkan, sedangkan yg boleh mengatakan PASTI itu hanya Allah swt, rasulullah kekasih Allah swt pun tidak mengatakan pasti, yang ada kata "INSYA ALLAH" krn kata insya Allah ini merupakan kata-kata azzam/tekad yang mengiringi kemauan ya KUAT. jadi manusia tetap bergantung kepada Allah swt....

yang luar biasanya sampai-sampai sebelum berangkat ke malaysia pakai istighosyah berjamaah....tapi aneh, kenapa saat genting-gentingnya saudara kita tertimpa musibah di dalam negeri ataupun nun jauh di sana (palestine, afganistan) gada istighosyah besar-besaran.....malah adanya "campur sari" (berita)

memang kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, semoga kita dapat mengambil ibrah dari kekalahan ini...Tetap semangangat buat Timnas. Good Job Alfred Riedl But Not Nurdin halid :)

Senin, 03 Januari 2011

Selamat jalan Ghozzan...

Dapat cerita yang bagus...semoga bermanfaat.. !
======================================================

Jam dinding menunjukkan tepat jam dua belas malam. Entah kenapa tiba-tiba aku
terbangun. Kutatap dalam-dalam wajah istriku yang masih lelap dalam tidurnya. Kubelai perlahan
anak rambutnya yang tergerai di dahinya. Kamu cantik Ghozzan,... bisikku perlahan. Tanpa
terasa, usai pernikahan kami sudah menginjak tahun yang ketiga tapi kami belum juga dikaruniai
anak. Ya Tuhan... karuniakan kepada kami anak, seorangpun tak mengapa..., begitu jerit do'aku
tiap malam di atas sajadah. Tapi entahlah hikmah apa yang tersembunyi di balik semua ini. Aku
yakin, Tuhan menyimpan hikmah itu untuk kuketahui kelak. Ya,... itu pasti!!
"Ghozzan..., bangun... sholat yuuk..." Kutepuk pipi istriku perlahan.
Ia menggeliat. Aku tersenyum saja. Mungkin ia masih lelah, seharian mengurus rumah.
Mengepel, memasak, mencuci, membersihkan rumah, masih ditambah lagi kesibukannya
menulis di media cetak. Ah... aku sayang padamu Ghozzan ....
Akhirnya, aku beranjak sendirian. Berwudhu dan kemudian tenggelam dalam sholat malamku
yang panjang. Dan selalu do'a itu yang aku dahulukan. Ya Tuhan, jika Engkau memberi kami
anak yang sholih, tentu kami termasuk orang-orang yang bersyukur. Jam dinding berdentang tiga
kali, kulihat Ghozzan sudah ada dibelakangku dengan wajah merajuk. Kutatap wajahnya dengan
geli. "Kamu kenapa? Mulutnya monyong begitu...?" godaku.
Ghozzan semakin merajuk. "Si Mas mesti begitu...., ngak bangunin Ghozzan....," protesnya. Aku
tersenyum arif.
"Lah wong, kamu pules banget tidurnya. Mana Mas tega bangunin..., tadi nulis sampai jam
sebelas 'kan? Mosok baru tidur satu jam, sudah disuruh bangun lagi..."
"Iya deeh..., tapi nanti temani Ghozzan muraja'ah Qur'an yaa....," pintanya manja.
"Inggih, sendiko dawuh....," jawabku dengan logat jawa kaku. Maklum besar di betawi.
Ghozzan tertawa geli mendengar jawabanku. Serentak jemarinya yang mungil beraksi
menggelitik pinggangku.
"Ssssst...., sudah ah, sholat sana, nanti keburu subuh....," elakku. Ghozzan masih tersenyum
sambil mengerjapkan matanya, lucu. Sering kulihat Ghozzan termenung menatap ikan-ikan kecil
di aquarium kami.
Matanya nanar menatap kosong ikan-ikan berwarna perak itu. Ia betah diam tanpa ekspresi
seperti itu. "Ssst...., Muslimah kok hobi bengong, siih..?" bisikku persis di telinganya. Ghozzan
tersentak kaget.
Pipinya bersemu merah, malu ketahuan melamun. "Enngg.... nggak kok, ini lho Mas..., ikannya
bertelur....," katanya perlahan. "Ck.... pura-pura, dari tadi Mas lihat matamu tak berkedip, lama
banget.


Itu bengong namanya, Non....," ku acak kepalanya gemas.
"Ikan saja bisa punya keturunan ya Mas...., kita kapan?" tanyanya lirih, hampir tak terdengar.

Seketika mataku memanas. Leherku tiba-tiba tercekat. Oh, Tuhan...
"Yaa..., sabar dong Non...., insya Allah ada hikmahnya....," tuturku, mencoba tegar.
Ghozzan tersenyum manis, lalu menggamit lenganku menuju meja makan. Tak lama kemudian ia
kembali berceloteh menceritakan aktivitasnya seharian.
Ah Ghozzan... Ghozzan... Ketika pernikahan kami menginjak tahun kedua, kami sudah
memeriksakan diri seccara intensif pada dokter kandungan.Hasilnya kami berdua normal! Dokter
cuma menyuruh kami untuk bersabar, berdo'a, dan berusaha tentunya.Yah.. barangkali kami
berdua memang sedang diuji.
"Nikah lagi saja, Maaas....," celetuk Ghozzan suatu kali.
Aku tersentak. Keturunan memang sangat kuharapkan. Tapi membagi cintaku pada Ghozzan
dengan wanita lain, meski itu dibolehkan dalam islam, apa aku sanggup??
Kucubit pipi istriku perlahan. "Nggak takut cemburu?" tanyaku menggodanya.
"Cemburu kan manusiawi Mas..., Aisyah juga cemburu sama Khadijah, tapi bukan cemburu
masalahnya Mas..., kalau Mas punya istri lagi, kan Ghozzan bisa ikut membesarkan anak dari
istri Mas...," tuturnya panjang lebar.
"Kalau dia juga tidak bisa hamil?" "Ambil istri lagi...."
"Kalau belum punya anak juga?" "Ambil lagi..."
"Hussss...sembarangan!!" protesku pura-pura galak. Kudekap kepala mungilnya erat-erat.
Hari ini ulang tahun perkawinan kami yang keempat. Umurku sudah duapuluh delapan tahun.
Uban dikepalaku sudah belasan jumlahnya. Ketika menikah dulu Ghozzan bilang, ubanku ada
enam lembar!!
Dan sampai saat ini kami belum di percaya Tuhan untuk menimang seorang anak.
Tapi aku masih cinta Ghozzan. Dan, tidak akan pernah pudar. Wajah Ghozzan yang oval dengan
hidung yang bangir dan mulutnya kelihatan merah berseri-seri. Kulihat ia membawa sebuah
nampan besar yang tertutup ke arah meja makan. Lalu ia menarik lenganku manja. "Sini Mas....,"
ajaknya. Aku menurut saja.
"Happy fourth anniversary...," katanya, lembut. Mataku berkaca-kaca.
Perlahan kubuka nampan itu. Sebuah kue taart, romantis sekali. Dan sebuah amplop, dengan
logo sebuah klinik. Keningku berkerut. Ketika tanganku bergerak hendak mengambil amplop
tersebut, seketika Ghozzan
merebutnya.
"Makan dulu dooong....," protesnya.
Aku cuma menggeleng-gelengkan kepala, sambil tersenyum. Tak urung kuraih pisau lalu,
"Bismillahirrohmanirrohiim...," kupotong taart itu.
Ghozzan tersenyum, ia kelihatan bahagia sekali. Kutengadahkan tanganku meminta amplop itu.
Ghozzan menggeleng. Makan dulu...., katanya. Ku garuk-garuk kepalaku dengan gemas. Ni,
anak bikin penasaran juga. Setelah selesai menyantap potongan kue yang kumakan dengan dua

kali telan. Dan Ghozzan protes karenanya. Kurenggut amplop di tangannya. Dan ..., Maha suci
Engkau wahai Rabb seru sekalian alam!!! Ghozzan hamil!!!
Masya Allah ..., setelah sekian tahun!!! ...Seketika aku tersungkur sujud.
Air mataku meleleh. Kudekap kepala Ghozzan erat-erat. Air mataku masih mengalir, menitik
membasahi kepala Ghozzan.Ia mendongak, jemarinya menghapus air mataku.

"Mas menangis?" tanyanya retoris.
Aku mengangguk. Ya, aku menangis! Tangis syukur ....
"Kok periksa ke dokter nggak bilang-bilang ?" protesku.
"Biarin, nanti nggak surprise....," katanya.
Tiba-tiba aku merasa bersalah. Sejak tahun ketiga pernikahan kami, aku tidak lagi rajin mengikuti
tanggal-tanggal haid dan masa subur Ghozzan seperti dulu. Kudekap Ghozzan makin erat. Sejak
hari itu, kesehatan Ghozzan menjadi perhatian utamaku. Aku sering marah-marah kalau
Ghozzan masih juga suka menulis sampain larut malam. Ya, tiba-tiba aku menjadi sangat
cerewet.

****
Sembilan bulan, lebih delapan hari. Rasanya hari itu tiba ...., tadi pagi Ghozzan sudah mulas-
mulas. Katanya mulasnya dimulai dari punggung menjalar sampai ke depan. Aku ribut setengah
mati. Kuraih gagang telpon. Aku menelpon seorang teman untuk membawa mobil ke rumah.
Ghozzan masih mengeluh mulas-mulas. Tiba-tiba keluar cairan, oh .... air ketubannya sudah
pecah!

****

Di rumah sakit aku begitu gelisah. Bapak ibu yang menungguiku cuma mengeleng-gelengkan
kepala. Maklum anak pertama, begitu kata ibu. Ya Tuhan... entah kenapa aku tiba-tiba merasa
ketakutan yang luar biasa. Ya Tuhan, selamatkanlah istri dan anakku...., bisikku berulang kali.
"Bapak Saiful Bahri ?" seorang dokter keluar dari ruang bersalin. "Ya ....., saya dokter ..," sahutku
cepat. Kuhampiri dokter itu. "Ada sedikit
kelainan, harus dioperasi ...... Suster!, tolong bimbing Pak Saiful untuk mengisi formulir ini....,"
kata dokter itu. Aku tersentak kaget! Operasi?!?
Astaghfirullah..... "Tapi ...., istri saya tidak apa-apa 'kan dokter??" tanyaku khawatir.
Dokter itu terdiam. "Berdo'alah ...," katanya pelan. Kugigit bibirku erat-erat. Tuhan ..., selamatkan
istri dan anakku...... Kuambil wudhu dan sholat di musholla. Kuhabiskan gelisahku disana. Tiba-
tiba terdengar
tangis bayi. "Anakku ....," desisku perlahan. Aku seperti dituntun nuraniku. Bergegas keluar
musholla. "Bapak Saiful Bahri?"

"Ya, dokter ..."
"Selamat, bayinya perempuan, sehat, tiga setengah kilo, cantik seperti ibunya.....," kata dokter
itu. "Alhamdulillah ...," desisku berulang-ulang.
"Istri saya dokter ?"
Dokter itu terdiam. Tiba-tiba ada perasaan tidak enak menjalar di segenap hatiku. Kutatap mata
dokter itu dengan tatapan penuh tanya. Tiba-tiba dokter itu menepuk bahuku perlahan,
sementara kepalanya pun menggeleng perlahan pula. Mulutku ternganga seketika


....
"Maafkan...., saya sudah berusaha. Tapi Tuhan menghendaki lain......," katanya. Air mataku
berloncatan tanpa bisa dibendung .... Dokter itu perlahan membimbingku masuk ke ruang
bersalin. Aku menurut saja tanpa rasa. Sesosok tubuh ditutup kain putih terbaring ....Perlahan
dokter itu
membuka kain penutupnya.



INNALILLAHI WA INNAILAIHI ROJI'UUN...
Wajah Ghozzan terlihat pucat. Tapi bibirnya tersenyum manis ..., maniiis sekali. Kudekap kepala
Ghozzan erat-erat ...., tangisku tak tertahankan.....
"Sabar .... sabar ...Pak ...," hibur dokter itu.

"Suster, bawa kemari , anak Bapak Saiful ...," katanya lagi.
Seorang bayi mungil yang masih merah disodorkan ke hadapanku. Perlahan ...ku
gendong dan kutatap ia ... . Dadaku masih sesak karena tangis. Kutatap bayi merah itu dan
Ghozzan berganti-ganti.
Mereka begitu mirip. Matanya..., hidungnya..., mulutnya..., Allah Akbar!!!
Rupanya inilah hikmah itu, Ghozzan...., Tuhan memberi kesempatan padaku untuk menemanimu
selama empat tahun, untuk akhirnya memanggilmu setelah ia memberikan gantinya....
Ya, Tuhan jangan biarkan hatiku berandai-andai..... seandainya saja kami tidak mengharapkan
anak, jika itu membawa kematian Ghozzan ....

Tidak, ini semua takdir Mu ya Robbi ....
SELAMAT JALAN GHOZZAN ......................
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Pengikut

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...